REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 
kembali meraih prestasi di tingkat global. UMM berhasil menembus 20 
ranking Webomatrics, sebuah pemeringkatan popularitas perguruan tinggi 
dunia berdasarkan survei internet dan lima besar untuk kalangan 
Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Demikian dikemukakan Kepala Humas 
UMM, Nasrullah dalam rilisnya yang diterima Republika, akhir pekan lalu.
 Selain itu, akreditasi nasional melalui BAN PT, UMM juga masih 
memerlukan 'opini kedua' dari pihak lain secara lebih obyektif dan 
berkelas internasional.
"Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan 
Nasional (Ditjen Kemendiknas) telah memfasilitasi beberapa perguruan 
tinggi potensial, termasuk UMM, untuk dinilai langsung oleh institusi 
akreditasi internasional, QS Star, yang berpusat di London, Inggris," 
kata Nasrullah.
Lebih lanjut, Nasrullah mengatakan, sebagai 
lembaga akreditasi tingkat internasional, QS Star memiliki reputasi 
global dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Hasil penilaian QS 
Star diwujudkan dengan pemberian gelar bintang sebagaimana pemberian 
status bintang pada hotel yang berlaku secara internasional.
Tahun
 2010 lalu merupakan yang pertama kalinya sebanyak 28 perguruan tinggi 
di Indonesia yang diikutsertakan dalam rangking QS Star. Namun tak 
satupun universitas di Indonesia yang mencapai predikat bintang tiga, 
apalagi bintang empat. 
"Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 
merupakan salah satu perguruan tinggi yang memperoleh predikat bintang 
dua itu. Di Jawa Timur, UMM merupakan satu-satunya PTS yang meraih 
bintang dua, di samping dengan Unair, ITS dan Unibraw," katanya.
Dijelaskan
 Suparto, Asisten Rektor bidang Kerjasama Luar Negeri UMM, poin 
tertinggi UMM terdapat pada internasionalisasi. "Hal ini menandakan 
bahwa kita berhasil dalam mengupayakan UMM menjadi kampus yang nyaman 
bagi mahasiswa asing dan kerjasama internasional kita  sudah cukup 
luas," kata Suparto.
Dalam rilis yang dikirimkan QS Star kepada 
UMM, lanjut Suparto, berbagai kriteria selain internasionalisasi adalah 
kualitas penelitian, graduate employability, kualitas pengajaran, dan  
infrastruktur yang menjadi pertimbangan penilaian. Sedangkan kriteria 
lainnya adalah inovasi dan transfer pengetahuan, dan misi pengabdian 
kepada masyarakat.
Suparto menjelaskan, indikator penilaian 
internasionalisasi, antara lain fakultas internasional, kolaborasi 
riset, mahasiswa asing, fasilitas religius, dan inbound dan outbound 
student exchange. "Alhamdulillah mahasiswa asing di UMM puas dengan 
pelayanan kita dan cenderung ingin kembali ke sini untuk meneruskan 
program lanjutan," lanjut Suparto.
Saat ini PT yang sudah 
memperoleh bintang dua selain UMM adalah UPI, Universitas Parahyangan, 
IPB, Universitas Bina Nusantara, Gunadarma, Undip, UNS, Unair dan ITS. 
Sedangkan bitnag satu diraih oleh Universitas Syah Kuala, ITB, UII, UM, 
Unhas. Di luar PT-PT itu belum memperoleh bintang.
Sementara itu,
 meski masuk di 20 besar universitas di Indonesia, peringkat UMM dalam 
Webomatric awal tahun ini mengalami penurunan dibandingkan Juli tahun 
lalu yang berada di posisi 17. Berdasarkan rilis Webometrik Januari 2011
 ini, untuk kalangan PTS, UMM masih masuk lima besar nasional bersama 
dengan Universitas Gunadarma, Bina Nusantara, Universitas Kristen Petra,
 dan Universitas Islam Indonesia (UII). Di Malang, UMM masih mengungguli
 Universitas Brawijaya.
Kepala Lembaga Informasi dan Komunikasi 
(Infokom) UMM, Ir. Suyatno, MP, mengatakan pihaknya sudah memperbaiki 
konten dan sistem IT di UMM. Misalnya, untuk karya ilmiah para sivitas 
akademika yang bisa diakses oleh Google, terus diupayakan meningkat. 
"Awalnya hanya puluhan saja, kini sudah ribuan karya dosen dan mahasiswa
 UMM dapat diakses lewat website UMM maupun melalui Google," terang 
Suyatno.
Banyaknya file yang disediakan dan diakses di website 
merupakan salah satu kriteria penilaian Webomatric. Suyatno menjelaskan,
 kriteria penilaian didasarkan pada empat poin; pertama, segi ukuran 
atau size, yang meliputi: jumlah halaman dalam website, jumlah domain 
dan subdomain. 
Kedua, visibility, yaitu banyaknya jumlah 
pengguna di luar UMM yang membuat link ke website UMM, yang memberi 
porsi penilaian hingga 50% dari total penilaian. Ketiga, Rich File, 
seperti doc, pdf, ppt,  ps, dan lain-lain. Semakin banyak jumlah 
ekstensi akan membantu penambahan nilai. Keempat, scholar, banyaknya 
karya ilmiah UMM yang diakui sebagai sumber pustaka oleh Google.
Namun
 demikian, Suyatno tetap optimis ke depan website UMM akan semakin baik 
peringkatnya. Kali ini saja, keunggulan website UMM dapat diakses dalam 
tiga bahasa secara dinamis. Yakni bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. 
"Artinya, setiap ada perubahan atau konten yang di-up date, ketiga 
bahasa itu juga tersedia, jadi tidak stagnan. Ini merupakan keunggulan 
yang belum banyak dimiliki oleh website lain," kata Yatno.
Dengan
 demikian, UMM kini tak hanya diakui secara lokal dan nasional, tetapi 
juga internasional. Sebelumnya, seperti sudah diketahui, secara lokal 
UMM merupakan universitas paling unggul di Jawa Timur versi Kopertis VII
 selama tiga tahun berturut-turut, 2008, 2009 dan 2010. Sedangkan secara
 nasional, UMM memperoleh akreditasi institusi B dan merupakan salah 
satu dari The 50 Promising Universities versi Ditjen Dikti, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar